Gua Ngerong (Tuban - Jawa Timur)

Gua Ngerong adalah satu gua yang menyimpan cerita misteri yang cukup terkenal. Gua Ngerong terletak di Desa Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Untuk bisa menikmati wisata di Gua Ngerong tidak memerlukan kocek yang besar, cukup dengan Rp3000,00 untuk setiap orang dan Rp1.000,00 untuk jasa parkir motor atau Rp2.000,00 untuk jasa parkir mobil kita sudah bisa menikmati keunikan gua ini. Gua Ngerong ini mempunyai daya tarik yang berbeda dengan gua lainnya, di sini terdapat “ribuan” kelelawar yang bergelantungan bebas di dinding-dinding gua. Tak hanya kelelawar, sungai yang mengalir di dalamnya juga memiliki ribuan ikan keramat. Selain itu, tak jarang pula di sungai ini terdapat kura-kura atau bulus yang berkerumun di dekat ikan-ikan tersebut.
Konon, masyarakat sekitar mempercayai mitos bahwa ikan-ikan tersebut tidak boleh diambil. Bagi orang yang berani mengambil ikan tersebut dipercaya akan mendapat musibah. Pernah suatu ketika, ada orang yang mengambil ikan di tempat itu lalu membawa pulang dan memasaknya. Dan, musibah benar-benar menimpanya sehingga dia pun mengembalikan ikan yang sudah tinggal tulang belulang itu. Ketika dikembalikan ke sungai, dengan ajaib ikan yang tinggal tulang belulang itu hidup lagi. Sampai sekarang ikan yang tinggal tulang belulang itu kadang masih menampakan diri berenang di antara ikan-ikan yang lain.
Sebetulnya, rasionalisasi mengapa ikan-ikan di sekitaran gua ngerong tidak boleh dikonsumsi karena daging ikan mengandung zat amonia NH3 yang berasal dari kotoran kelelawar. Daging ikan yang dimakan tentu akan membahayakan tubuh manusia bahkan bisa berujung keracunan dan kematian. Tapi cerita diatas benar terjadi lho.
Cerita seputar Goa Ngerong di mulai dari bagian cikal bakal terbentuknya Kadipaten Tuban di masa kerajaan dulu, kepahlawanan tokoh Kembangjoyo yang sakti mandraguna hingga cerita tentang kecantikan putri Ngerong yang elok rupawan. Ada kisah yang beredar di kalangan warga sekitar, sang putri yang konon bertapa di dalam Goa Ngerong hingga lampus (raganya menghilang) tetapi masih kerap terdengar suaranya dan kerap muncul di tengah kesibukan orang nyekar. Sang putri tersebut digambarkan mengenakan kebaya dengan selendang di bahunya sambil membawa tas belanjaan khas orang dusun.
Menurut legenda masyarakat setempat, ikan dan kura-kura yang berjumlah ribuan merupakan jelmaan bidadari dan Senopati Kerajaan Gumenggeng yang dikutuk Dewa karena membuat kesalahan. Ledakan pengunjung biasanya terjadi pada hari Jumat Pahing. Di mana pada hari pasaran Jawa itu, orang berdatangan untuk nyekar atau sekadar membasuh muka dengan air Kali Ngerong. Para pengunjung percaya kalau sumber mata air dari Goa Ngerong punya tuah dan diyakini mampu merangsang usaha, jodoh atau hal lainnya yang berkaitan dengan kepentingan duniawi.
Sumber mata air yang keluar dari dalam gua selain sebagai daya tarik bagi wisatawan, juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mandi dan mencuci. Inilah salah satgu bukti bahwa kenyataan dan mitos dapat berdampingan dengan baik asal kita tidak berbuat macam-macam.

Comments

Popular posts from this blog

Kerajinan Kayu Kasiman (Bojonegoro - Jawa Timur)

Kerajinan Batu Onix (Bojonegoro - Jawa Timur)

Monumen Bambu Runcing (Surabaya - Jawa Timur)