Kebun Blimbing Ngringinrejo (Bojonegoro - Jawa Timur)

Terik matahari begitu menyengat sekitar pukul 09.30WIB. Ditambah kepulan asap kendaraan bermotor dan debu pembangunan jalan provinasi Bojonegoro-Cepu yang beterbangan dibawa laju kendaraan dari sisa material akibat pembangunan jalan yang belum selesai.
Kondisi seperti itu membuat pening kepala saat berkendara dengan menggunakan sepeda motor menuju taman wisata agrobis blimbing yang berada di Desa Ngringin Rejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur. Namun, semua itu terbayar puas setelah masuk diarea ribuan pohon blimbing yang rindang.
Kerindangan pohon blimbing yang ditanam diareal seluas sekitar 15 hektar itu hijau dan rindang serta berbuah. Dalam luasnya real wisata agrobis blimbing ini terdapat pula tanah milik orang yang pertama kali menciptakan agrobis tersebut hingga sekarang berkembang pesat.
"Awalnya menanam pohon blimbing ini karena terinspirasi buah blimbing tidak ada musiman, jadi selalu berberbuah kapanpun," ujar Zaenuri (59) Warga Dukuh Mejayun, Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Minggu (20/05/2013).
Ia mulai menanam pohon blimbing dua tahun berjalan setelah menikah dengan istrinya Rolisah pada tahun 1984. Pria yang akrab disapa Mbah Nur itu hanya mempunyai luas tanah 1,5 hektar. Namun, jika dibanding dengan lainnya, milik Mbah Nur terlihat lebih rindang dan terus berbuah.
Lahan milik Mbah Nur yang sedikit berada ditepi sebelah utara pusat perkebunan blimbing, sehingga harus melewati jalan setapak dengan dikelilingi pohon blimbing untuk kesana. Banyak keuntungan dan kerugian karena letaknya yang berada tepat di Sungai Bengawan Solo. "Merawat pohon blimbing ini harus tlaten agar bisa subur dan berbuah terus," jelasnya.
Seperti salah satunya, tanah harus selalu lembab, sehingga harus membuat gundukan, agar banjir yang selalu mengancam kesuburan pohon blimbing tetap terjaga. Selain itu, jika tanah terlalu kering juga akan mempengaruhi kesuburan. "Banjir maupun tanah kering juga mempengarui kesuburan pohon blimbing. Maka tanah harus selalu lembab," ujarnya.
Untuk menjaga kesuburan tanah itu, ia juga memelihara hewan ternak seperti kambing dan bebek. Sisa dari buah blimbing yang busuk dan daun blimbing digunakan pakan. Selanjutnya, kotoran hewan ternak tersebut untuk memupuk tanah. Ide membuat hubungan simbiosismutualisme antara pohon blimbing dengan hewan peliharaannya itu muncul dari sulitnya mencari pupuk.
Maka tak ayal jika pohon blimbing yang dimilikinya selalu berbuah. Proses dari berbunga hingga menjadi buah memerlukan waktu selama tiga bulan. Setiap kali berbuah, dengan lahan 1,5 hektar itu Mbah Nur bersama istrinya mampu memetik sebanyak 5 kwintal lebih perhari. Selanjutnya panennya tersebut dibeli oleh penjual yang menjajankan blimbing ditempat wisata agrobis taman blimbing tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Kerajinan Batu Onix (Bojonegoro - Jawa Timur)

Kerajinan Kayu Kasiman (Bojonegoro - Jawa Timur)

Monumen Hutan Jati (Blora - Jawa Tengah)